Kamis, 28 Juni 2012
Manusia dan Harapan
2.1 Pengertian Harapan
Setiap manusia tentunya memiliki harapan, bahkan orang yang akan meninggalpun memiliki harapan berupa pesan-pesan yang disampaikan kepada ahli warisnya.Biasanya harapan tersebut tergantung kemampuan masing-masing.Misalnya, Beni yang hanya mampu membeli becak,biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli pesawat terbang pribadi.Karena seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan akan menjadi bahan tertawaan banyak orang.
Berhasil tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan itu.Misalnya Rido mengharapkan mendapat IPK 4.Namun bila ia tidak berusaha dengan belajar dan berdoa, bagaimana mungkin ia bisa memperoleh IPK 4.Harapan harus berdasarkan kepercayaan,baik pada diri sendiri maupun pada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa agar harapan kita menjadi kenyataan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan agar sesuatu menjadi kenyataan.Dengan demikian, harapan menyangkut masa depan.Berikut beberapa contoh mengenai harapan.
1. Rini seorang mahasiswa.Ia belajar tekun dengan harapan memperoleh IPK 4 dalam akhir semester nanti.
2. Jerru seorang pedagang sapu keliling.Dia berdagang dengan giat dengan harapan bila uangnya terkumpul,ia akan membeli kios kecil agar ia tidak usah berkeliling lagi.
Dari kedua contoh diatas, diketahui apa yang diharapkan Rido dan Jerry merupakan buah dari keinginan.Untuk itu mereka perlu bekerja keras untuk mewujudkannya.
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita umumnya setinggi langit.Namun ada beberapa persamaan antara harapan dan cita-cita, diantaranya:
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan,orang menginginkan hal yang lebih baik.
2.2 Penyebab Manusia Memiliki Harapan
Menurut kodratnya manusia merupakan makhluk sosial. Setiap lahir kedunia langsung disambut oleh suatu pergaulan hidup,yakni ditengah suatu keluarga atau masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik maupun jasmani.Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1. DORONGAN KODRAT
Kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis,gembira,berpikir,berjalan,berkata dan sebagainya.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan.Seperti halnya orang yang menonton pertunjukan lawak.Mereka ingin tertawa,pelawakpun menginginkan agar penontonnya tertawa terbahak-bahak.Apabila penonton tidak tertawa,harapan kedua belah pihak gagal.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan,berkembang biak dan mati.Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang.Walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaan. Perbedaan antara kedua makhluk itu,ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal,kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan,sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya.Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan salah.Dengan kehendak, manusia juga dapat memilih.Dengan kodrat inilah manusia mempunyai harapan.
2. DORONGAN KEBUTUHAN HIDUP
Kebutuhan hidup pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan rohani.
Kebutuhan jasmani misalnya makan,minum,pakaian,rumah dan sebagainya.Kebutuhan rohani seperti hiburan,ketenangan dan sebagainya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,manusia berkerja sama dengan manusia lain.Hal ini disebabkan kemampuan manusia sangat terbatas,baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.
Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abaraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah:
1. Kelangsungan Hidup (Survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang,pangan dan papan.Kebutuhan ini terlihat sejak bayi lahir.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan,sandang dan papan itu,maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi,harapan memperoleh pangan,sandang dan papan yang layak akan terpenuhi.
2. Keamanan (Safety)
Setiap orang membutuhkan keamanan.Sejak seorang anak lahir,ia telah membutuhkan keamanan.Begitu lahir,dengan suara tangis,itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar,setiap anak menangis akan diam jika dipeluk ibunya karena ia merasa terlindungi.Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang tampak,secara moral pun orang dapat memberi rasa aman.Dalam hal ini agama merupakan cara memperoleh keamanan moril bagi pemiliknya.
3. Hak dan Kewajiban Mencintai dan dicintai (be loving and love)
Tiap orang memiliki hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu, “Ibu ini kok menganggap Nur masih kecil saja,semua diatur!” Itu pertanda bahwa anak itu telah tumbuh kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat seperti remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya. Pada usia itu,biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua.Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
4. Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa,untuk apa,mengapa manusia hidup.Status itu penting,karena dengan status, orang tahu siapa dia.Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu.Misal ada anak haram.Walau dia berperilaku baik,tetap saja dia di cap negatif.
Dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin meningkatkan harga diri dan sebagainya.
5. Perwujudan Cita-cita
Manusia mengembangkan bakatnya untuk mewujudkan cita-citanya agar ia diterima dan diakui keberadaannya.
2.3 Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, yang artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya.Makin besar kewibawaan orang yang memberi tahu pengetahuan itu,makin besar kepercayaannya.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan,artinya diberitahukan oleh Tuhan- langsung atau tidak langsung kepada manusia.Kepercayaan terhadap agama merupakan keyakinan yang paling besar.Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan.Untuk itu tiap manusia wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama.
a. Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena hal tersebut memiliki arti khusus dalam kehidupannya. Ia merupakan fokus dari pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku, ucapan dan perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran.Manusia sadar bahwa ketidakbenaran dalam bertindak maupun berucap akan menjatuhkan nama baiknya.Karena itulah, ketidakbenaran dapat menyebabkan kegelisahan, ketidakpastian dan kedukaan.
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu”, sebuah pengantar Populer menjelaskan tentang tiga teori kebenaran, yaitu:
1. Teori Koherensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang sebelumnya dianggap benar.
Contoh: Setiap manusia akan meninggal. Bila Rudi manusia, maka Rudi akan meninggal.
2. Teori Korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Contoh: Bandung merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Barat.
3. Teori Pragmatis.
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
Kepercayaan dapat dibedakan atas:
1. Kepercayaan pada Diri Sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan pada setiap pribadi manusia.Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya ialah percaya pada Tuhan YME. Percaya pada diri sendiri,menganggap dirinya tidak salah,dirinya menang,dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan padanya.
2. Kepercayaan pada Orang Lain
Percaya pada orang lain ini dapat berupa percaya kepada saudara,orang tua,guru atau siapa saja.Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,perbuatan yang sesuai dengan kata hati atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi “Orang itu dipercaya karena ucapannya”.Misalnya orang yang berjanji sesuatu,maka harus dipenuhi walaupun janji itu tidak didengar orang lain,apalagi membuat janji pada orang lain.
3. Kepercayaan pada Pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika,filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna,Negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati,karena semuanya adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan,terutama pengemban tertinggi,yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan,sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat. Jadi kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah Negara, rakyat itu menjelma pada Negara.Satu-satunya realitas adalah Negara.Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang mempunyai arti hanya dalam masyarakat,Negara.Hanya Negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada Negara, Negara demikian itu disebut Negara totaliter, yaitu satu-satunya yang mempunyai hak adalah Negara ; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (Negara diktator).
Jelaslah bagi kita , baik teori teokratis ataupun demokratis Negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah manusia sebagai warga Negara percaya kepada Negara/pemerintah.
4. Kepercayaan pada Tuhan
Kepercayaan pada Tuhan YME itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, jika umat itu sendiri tidak memiliki kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari-Nya, manusia harus percaya pada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan terhadap adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta dan seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan terhadap zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung pada kondisi,situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain:
a. Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
b. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
c. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
d. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
e. Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar